Penemu Sekolah?

Kamis, 11 Juni 2009

Kalau ditanya siapa pendiri sekolah pertama di Indonesia, mungkin kamu dengan mudah menyebut nama Budi Utomo. Tapi siapa sich penemu sekolah pertama kali? Mudah sekali menebaknya. Lihat aja judul di atas (Plato!). Simple khan?



Tapi mungkin kamu tidak akan menyangka, kalau Plato ternyata tidak suka matematika. Sama dong? Eh, nanti dulu! Bukan berarti dia tidak suka matematika karena matematika dianggap rumit (seperti pandangan kamu). Selain dipengaruhi pemikiran Socrates, gurunya, dia tidak menyukai sikap dan cara pandangan penganut filsafat alam (science), khususnya ahli matematika. Karena pada masa itu, kebanyakan ahli matematika dengan sombong menganggap bahwa merekalah pemikir yang paling murni. Dan mereka tidak akan mengerjakan hal yang tidak berguna dan sempurna setiap harinya di muka bumi.



Pernah suatu kali dia menyingkirkan muridnya dengan cara yang menarik (kebenaran cerita ini diragukan, walau terkenal). Murid itu bernama Euclid. Dia bertanya pada Plato aplikasi (penerapan/kegunaan) dari pengetahuan yang sudah dia terima. Langsung aja, Plato meminta seorang budak untuk memberikan coin kecil ke murid tadi. Yaitu, murid yang berfikir bahwa dia tidak mendapat pengetahuan apa-apa. Dan sejak saat itu, si murid menghilang dari akademi.



Saking geramnya dengan sikap mereka, sampai-sampai di atas pintu gerbang akademinya Plato menulis tulisan besar "Ahli matematika yang bebal/bodoh dilarang masuk." Baginya, pengetahuan tidak dapat dipraktekan secara langsung, melainkan sesuatu yang hidup dalam jiwa.



Apakah Plato benar-benar benci dengan matematika? Ternyata tidak! Walaupun dia mengutamakan filsafat moral, dia masih percaya bahwa matematika dalam bentuk yang ideal dapat digunakan untuk kemakmuran.

Dalam kumpulan tulisan hasil diskusi yang terkenal dengan "Timaeus", dia mengakuinya. Bahkan dia percaya bahwa bintang di langit menunjukan kesempurnaan bentuk geometri. Sejak saat itu dia membuat kesimpulan bahwa langit begitu sempurna. Beberapa macam bintang di langit bergerak berdasarkan lingkaran esak (kurva yang sempurna) bersama bola kristal yang menempatkan mereka pada tempatnya. Dugaan yang sama dengan teori yang dimunculkan oleh Pythagoras.



Tapi siapa sich sebernarnya Plato itu? Apakah dia memang sebegitu hebatnya? Jawaban yang jelas. Ya! Jika Thales adalah filsuf besar Yunani pertama, maka Plato dikenal sebagai filsuf Yunani yang paling terkenal.



Plato dilahirkan dari pasangan Arinton dan Perictone, sekitar tahun 423 SM di Lingkungan Athena. Kota yang terkenal dengan kekayaan sejarah politiknya. Nama aslinya adalah Aristocles, nama bangsawan Athena. Tapi sehari-harinya dia dipanggil Platon (yang berarti "lebar") karena bahunya yang memang lebar. Karena menjaga tradisi kaluarganya, Plato memutuskan berkecipung dalam kehidupan politik. Sehingga dalam usia yang muda, Plato menunjukkan ambisinya dalam peperangan dan politik. Walaupun sebenarnya dia tidak benar-benar bersimpatik pada Demokrasi Athena.

Rasa simpatiknya pada Partai Demokrat semakin habis ketika mereka menghukum mati Socrates, guru dan penasehatnya selama 10 tahun. Dia sangat terpukul dengan peristiwa itu sehingga meninggalkan kota Athena. Dari peristiwa itu dia berkeyakinan bahwa "Raja adalah (seharusnya) seorang filsuf atau seorang filsuf adalah Raja". Keyakinan yang tidak akan pernah terjadi.



Plato kembali ke Athena pada tahun 387 SM, setelah mengembara di daerah Afrika dan Italia. Pada saat itulah dia memcurahkan separuh hidupnya pada filsafat. Plato lebih berkosentrasi pada tulisan-tulisan ilmu populer dan filsafat yang dia publikasikan. Tulisan-tulisannya lebih banyak tentang diskusi antara Socrates dengan beberapa ilmuwan lainnya.

Dari tulisan-tulisan inilah kita jadi tahu beberapa pandangan, ide dan pikiran Socrates, Plato senditi dan beberapa ilmuwan lainnya pada masa itu.

0 komentar: